Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Kisah Joe Girard, Seorang Legendaris Salesman Yang Paling Laris

Jakarta - Ahli pemasaran, strategi penjualan, atau siapapun itu yang bergelut di dunia advertising and marketing, pasti mengenal sosok legenda bernama Joe Girard. Girard, semasa hidupnya dikenal sebagai penjual mobil, yang kemudian menjadi penulis buku terlaris dan pembicara inspirasional terkenal, khususnya tentang dunia pemasaran. Dilansir situs Freep, Girard adalah seorang putus sekolah yang kemudian menjual 13.001 mobil di dealership Chevrolet antara tahun 1963 dan 1978. Dia lantas menjadi pembicara dan penulis berbayar "How to Market Anything to Any person" dan "How to Close Every Sale". Dia terdaftar oleh Guinness Globe Records sebagai penjual mobil baru paling banyak dalam satu tahun, yakni 1.425 buah pada tahun 1973. Rekor ini tergoyahkan ketika penjual mobil Dearborn Ali Reda mengklaim menjual 1.530 kendaraan baru pada tahun 2017. Guinness, yang mengakui telah dihubungi Girard, mengatakan pada Free Press bahwa mereka "tidak dapat memverif

Mengetahui Sejarah Pohon Gutta Percha, Pohon yang Banyak Sekali Manfaat Dan Sudah Digunakan Sejak Jaman Kolonial

Jakarta - Desa Cipetir, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pernah menjadi sorotan dunia pada tahun 1800-an. Hal ini lantaran desa tersebut memiliki komoditas yang diketahui cukup berpengaruh di dunia bernama pohon Gutta Percha. Pohon tersebut menghasilkan produk dari getahnya yang disebut sebagai salah satu bahan paling banyak digunakan, di masa revolusi industri hingga perang dunia saat itu. Mengutip dari ANTARA pada Rabu (15/9), daun Gutta Percha disebut memiliki harga yang fantastis, hingga Rp3,5 juta jika dijual untuk keperluan industri. Di masa lalu, tanaman bernama latin Palquium Gutta tersebut sempat dibudidayakan di masa kolonial Belanda sekitar tahun 1885 di Perkebunan Tjipetir. Saat ini sisa pohonnya masih tumbuh liar di lahan seluas 333 hektare yang dirawat oleh Perkebunan Sukamaju milik PTPN VIII. Berikut kisah menariknya.   Digunakan untuk Kebutuhan Medis Dunia Dalam artikel "The Gutta Percha Firm" yang ditulis Bill Burns di lama

Kisah Viral, seorang warga Yang Menjual Tanaman Dengan Harga Yang Fantastis

Jakarta - Selalu ada hal menarik yang bisa dibagikan masyarakat di media sosial. Salah satunya mengenai kisah viral seorang warga yang menjual tanaman dengan harga fantastis. Viral video seorang warga yang menjual dua tanaman hias dengan harga fantastis. Video itu diunggah oleh pemilik akun TikTok @kipllivariasi dan sudah ditonton oleh 700 ribu pengguna dalam dua hari ini. Tanaman yang dibeli merupakan tanaman The Monstera Variegata yang diketahui mempunyai tinggi sekitar 2 meter. Pada unggahan tersebut, terlihat foto, video, dan kwitansi pembayaran atas nama usaha Sri Rejeki Sekar Kedaton Solo. Dalam kwitansi pembayaran itu tertulis pembelian tanaman hias dilakukan pada Jumat (10/9/2021) dengan harga Rp225 juta. Pemilik akun mengatakan, tanaman tersebut merupakan milik tetangganya di Tawangmangu. Dua tanaman itu awalnya dibeli dengan harga masing-masing Rp700.000 dan Rp800.000. Diketahui, butuh waktu sekitar 3 tahun untuk merawat tanaman itu dari kecil hingga bisa tumb

Melihat Perang Cai Cileunyi, Sebuah Tradisi Menghambur-haburkan Air Ditengah Musim Kemarau

Jakarta - Musim kemarau yang berkepanjangan selalu menjadi momok masyarakat, terlebih di daerah yang memang rawan krisis air. Akhirnya menghemat penggunaan air semaksimalnya dilakukan. Lain halnya yang dilaukan warga kampung Cibiru Tonggoh, Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Di puncak kemarau yang berkepanjangan, mereka punya tradisi menghambur-hamburkan air. Namun yang mereka lakukan bukanlah sebuah ajang pemborosan air. Dibalut prosesi adat istiadat, perang air atau Perang Cai merupakan wujud syukur atas keberadaan air yang selalu ada di Cibiru Tonggoh. Mengingat desa sekeliling mereka yang justru mengalami krisis air saat puncak kemarau panjang tiba. Mereka bersuka cita merayakannya dengan gelaran meriah dalam rangkaian tradisi Perang Cai. Sebelumnya ada banyak mata air alami yang ada di Cileunyi. Namun sejak geliat perusahaan air minum membeli mata air mereka, krisis air bersih tak terelakkan. Berbeda dengan kampung Cibiru Tonggoh yang sedari dulu berko

Mengenal Nyi Rara Tepasan, Istri Sunan Gunung Jati Yang Menerapkan Adat Jawa di Keraton Cirebon

Jakarta - Pertukaran budaya dalam tradisi pernikahan lazimnya sudah sering terjadi, bahkan sejak dahulu kala. Hal tersebut salah satunya bisa dilihat atas pernikahan Sunan Gunung Jati yang saat itu menjabat sebagai raja ke II Keraton Cirebon, dengan Nyi Rara Tepasan yang seorang cucu dari raja Majapahit (beberapa sumber menyebutkan nama raja tersebut adalah Singhawikrama Wardhana). Melansir laman Background of Cirebon (24/7) dalam Babad Naskah Kuningan: Sejarah Wali Syekh Syarif Hidayatullah (berbahasa Cirebon kuno terjemahan Amman N Wahju tahun 1880 M), pernikahan keduanya cukup membawa pengaruh terhadap tradisi dan adat istiadat di Keraton Kasultanan Cirebon. Hal tersebut dikarenakan Rara Tepasan memiliki ilmu kepemimpinan yang baik, dibanding istri lain Sunan Gunung Jati. Berikut kisahnya.   Pernikahan Bermula Dari Sumpah Sebelumnya disebutkan bahwa pernikahan keduanya berawal dari sumpah yang dilakukan oleh Nyi Rara Tepasan atau Rara Tepasan, saat melihat cahaya puti