Mengenal Desa Majakerta di Indramayu, Tempat Unik Pengambilan Api Abadi Asian Games Tahun 1976

Jakarta - Seperti diketahui, tahun 1962 merupakan salah satu momen bersejarah bagi Republik Indonesia lantaran terpilih sebagai negara tuan rumah dari pesta olahraga musim panas terbesar di Asia yakni Asian Games.

Saat itu, sebanyak 1.460 atlet dari 17 negara turut berpartisipasi untuk memperebutkan medali di 15 cabang olahraga yang dipertandingkan, termasuk bulu tangkis yang baru kali pertama dipertandingkan di ajang ini.

Namun ada hal menarik dalam pelaksanaan pesta olahraga yang digelar pada 24 Agustus 1962 sampai 4 September 1962 itu, yakni adanya keterlibatan sebuah desa kecil di pesisir Kabupaten Indramayu Jawa Barat, bernama Majakerta.

Saat itu kehadirannya dianggap sangat penting, lantaran turut memperlancar momen pembukaannya. Melansir dari berbagai sumber, berikut informasinya.

Menghasilkan Api Abadi untuk Pembukaan Asian Gamings 1962

Sebagai salah satu ajang pesta olahraga terbesar di dunia, Asean Games turut memiliki tradisi sakral yang wajib dilaksanakan pada setiap pembukaannya yakni pawai obor. Tradisi tersebut merupakan proses penyulutan api di stadion utama, dari obor yang sebelumnya di arak oleh perwakilan atlet.

Menariknya, api dari pawai obor tersebut diambil langsung dari sumber api abadi yang berada di Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu.

Melansir laman Historia, api obor Eastern Games di tahun 1962 sendiri pertama kali diarak usai disulut oleh pesepakbola asal Indonesia bernama Witarsa. Kemudian obor diserahkan kepada pelari pengganti setelah Witarsa membawa obor sejauh 500 meter dari Majakerta.

Diinisiasi oleh Kolonel Latip

Pengambilan api obor Asean Games sudah mulai berlangsung sejak siang hari pada 9 Agustus 1962. Saat itu wilayah Indramayu yang berdekatan dengan Desa Majakerta telah penuh sesak oleh sejumlah tokoh masyarakat, pejabat daerah, perwakilan Komando Gerakan Olahragan (Kogor), perwakilan OC panita, insan pers hingga masyarakat sekitar.

Disebutkan, api obor dari sumber gas di Desa Majakerta itu mulai diarak sekitar pukul 15.40 WIB untuk dibawa terlebih dahulu ke wilayah Jatibarang. Sebelumnya diketahui, pemilihan api abadi dari gas alam di Desa Majakerta diinisiasi oleh perwakilan Organizing Commiitee, Kolonel Latip menjelang hari pelaksanaan.

Bermula dari Kawasan Hutan Belantara

Melansir laman indramayutradisi.com, Desa Majakerta sebelumnya merupakan sebuah wilayah belantara sebagai lokasi istirahat dari para nelayan pesisir Pantura Jawa Barat ketika melaut.

Saat itu, para nelayan berupaya mendirikan pemukiman baru dengan mendatangi dan membuka kawasan hutan itu beberapa saat kemudian dengan menamainya sebagai Kampung Sepat Jajar. Penamaannya sendiri konon berasal dari banyaknya pohon yang berdiri rapi berjajar.

Namun di tahun 1847, Bupati Indramayu saat itu R. Ranggakertanegara beserta rombongannya berkunjung ke sana. Kemudian Ranggakertanegara word play here mengoreksi nama kampung dan mengubahnya menjadi Majakerta Hal itu dikarenakan pohon besar yang ada di sana bukan pohon Sepat, melainkan pohon Maja.

Asal Usul Penemuan Api Abadi di Majakerta.

Asal usul terkait api abadi di Majakerta sendiri sebenarnya bermula dari kesalahan teknis pengeboran oleh perusahaan minyak Belanda bernama Bataafsche Petroleum Maatschappiij tahun 1820.

Ketika itu perusahaan tambang tersebut tengah berupaya mencari sumber air untuk warga setempat, namun yang keluar justru semburan gas yang bercampur dengan api yang cukup besar. Hingga sekarang kawasan tersebut sudah dijadikan eksplorasi minyak oleh PT Pertamina Balongan sejak 1995.

Sayangnya banyak yang belum mengetahui kejadian huge tersebut, bahkan hingga terlupakan di masa sekarang. Diketahui mayoritas masyarakat Majakerta merupakan para petani ikan di pantai Utara, Jawa Barat.

Obor Asian Gamings dari Majakerta Diarak Sejauh 400 Kilometer

Obor Asian Games dari Desa Majakerta sendiri diketahui telah diarak sejauh 470 Kilometres oleh para atlet dengan melewati rute Indramayu, Jatibarang, Bandung, Sukabumi, Bogor hingga Jakarta.

Disebutkan hal tersebut merupakan momen yang menyentuh semangat nasionalisme, di masa pasca kemerdekaan. Obor sendiri saat tiba di Jakarta turut disambut riuh masyarakat yang hadir dengan meneriakkan "Hidup Oriental Games" secara berulang ulang.

Melansir laman jabarprov.go.id, kepopuleran Desa Majakerta setidaknya berlangsung hingga tahun 1977 di mana sumber apinya juga diambil untuk sumber obor PON IX di Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Kapal Induk Perang Lawas Yang Efektif Dalam Pertempuran

Penjelasan Warna Tuts Hitam Dan Putih Pada Piano

China Menyerukan As Agar Tidak Menghalangi PBB Redam Serangan Israel ke Palestina